# Chapter 1
Sepertinya aku memang harus menyerah untuk mendapatkan Sarah dan bermimpi untuk dapat menikah dengannya. Masa-masa indah dulu memang tidak bisa diulang lagi. Banyak faktor yang membuat Sarah dan diriku kini terpisah dan hilang komunikasi. Dan perkenalkan, nama saya Putra..., tinggi 178cm dengan postur tubuh lumayan atletis dan sekarang masih single dengan wajah lumayan tampan mirip artis korea. Hahahahahahaha..., kok malah jadi narsisgini ya...
Yah, yang pasti hanya orang disekitarku yg bisa menilaiku aslinya bagaimana. Dan kembali lagi kepokok cerita.
Setelah dirasa hubunganku memang tidak bisa dilanjut dengan sarah. Akhirnya aku memutuskan untuk fokus ke pekerjaan. Dan kali ini aku dipindahkan ke daerah Tangerang untuk menangani proyek yang lebih besar dariapada daerahku sebelumnya.
Dan seperti biasa, aku difasilitasi dengan rumah dinas serta kendaraan roda 4. Namun kali ini aku kurang berminat dengan rumah dinas yang diberikan perusahaan. Karena terlalu jauh dari kantor dan keramaian. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kontrakan atau kost-kostan yang dirasa nyaman bagi saya.
Saya tipe orang yang suka keramaian dan berbaur dengan orang. Jadi saya lebih memilih untuk pindah daripada tinggal di rumah dinas. Dan sekali lagi saya beruntung, perusahaan malah tetap memberikan tunjangan kost-kostan. Yah lumayan.., jadi bisa di alokasikan ke biaya reparasi Junior tiap bulan. Hehehehehehhee...
Saya juga sering ikut expo yang ada di UG krucil atau berburu dengan teman-teman kantor ketempat tempat hiburan malam di Jakarta atau daerah Tangerang sendiri.
Yah..., apaboleh buat...tuntutan alam yang sudah merasuk ke jantung. Hihihihihi..., bakal uring-uringan di kantor kalo gak di charger kayak gini.
Intinya work hard play hard.
Setelah kurang lebih 7bulan saya ngekost, seperti biasa kali sepulang kerja saya sering nongkrong di lobi kostan buat nyantai dan ngobrol dengan anak-anak kostan lainnya. Kostan saya terbilang kost executive. Kostan campur pria atau wanita. Dan aturan bebas tapi sopan yang sangat aku suka. Hehehehe..., walau sejauh ini saya belum pernah membawa wanita buat indehoy di kostan.
Lagipula anak kostan sini yang ceweknya belum ada yang mengena dihati. Rata-rata mahasiswa dan para karyawan/pekerja. Tapi tidak seperti kostan executive lainnya, saya menemukan sikap sosial yang tinggi dikostan ini. Penghuninya mau berbaur dan kadang sering bikin acara berbeque an dan lain-lain.
Kekeluargaan sangat terasa yang membuat saya sangat betah di kostan 2bulan terkahir ini.
Kurang lebih sekitar 1jaman kita bercanda gurau di lobi dengan, salah satu temen kostan saya yang wanita datang dan mengajak temannya untuk diperkenalkan ke kita. Saya terperangah melihat temannya yang mau diperkenalkan.
"Eh..., kenalin nih temen gue namanya Midori, dia exchange student dari Jepang...."
Mendengar hal tersebut sontak membuat kami para pria mulai heboh dan rusuh..., sampe ada yang ngeledek dengan bahasa bahasa jepang.
"Eeeee miyabi..., ikeh ikeh kimochi!!"
"Soplak lu Ndra! Teriak salah satu teman wanita yg lain"
Suasana kontan membuat Midori tersenyum getir.
"Parah lu pada..., bukan bikin nyaman malah otak bokep lu pada yang on gak karuan!"
Riuh canda mulai menjadi-jadi. Tapi terlihat Midori memaklumi hal tersebut. Wajah Midori terbilang mirip etnis Cina di sini jadi tidak terlihat kalau dia orang jepang. Wajahnya saya akui manis dan postur tubuhnya tidak bisa membohongi junior saya yang mulai memberontak di sarangnya.
Beruntung saya bisa menutupi junior yang sedang mengeras dengan bantal sofa. Midori lumayan menguasai bahasa indonesia. Mungkin sebelum berangkat ke indonesia Midori mengikuti kursus bahasa disana.
Dari keriuhan itu aku mulai memecah suasana.
"Hajimemashite, watasiwa Putra desu..., dozo yurushiku onegaisimass..." ucapku ke arah Midori...
"Heeeeeeeee, bisa bahasa jepang?" Reaksi midori menjawab perkenalanku.
"Hahahahahahahaha..., sedikit..." jawab saya ke Midori.
Saya pernah mempelajari bahasa jepang waktu di SMA. Dan dari dulu saya juga suka kebudayaan jepang dan sesuatu yang berbau jepang. Jadi malam ini seolah membangkitakan kembali gairah saya di masa muda dengan bertemu langsung bangsa yang saya kagumi.
Setelah percakapan tadi anak anak yang lain mulai riuh lagi saling ngeledek dan bercanda gila-gilaan. Midori juga mencoba komunikasi seadanya dengan kami. Dan tak lama kemudian aku mulai mengajak ngobrol sekali lagi dengan Midori. Anak anak yang lain sedang asyik dengan obrolannya.
Midori tampaknya sangat tertarik ketika mengobrol denganku, kita membicarakan banyak hal tentang diri kita masing-masing dan merambat tentang indonesia, jepang, hobi, pekerjaan, pelajaran dan semua hal seakan-akan kita sudah saling klop. Dan tak terasa sudah larut malam dan kita berpamitan ke kamar masing masing karena besok harus kerja dan ada yang mesti ke sekolah. Begitupun dengan Midori yg ternyata masih berumur 17tahun dan sekolah di salah satu SMA berkualitas di daerah Metropolis Tangerang.
Hubungan saya dan Midori semakin hari semakin dekat. Saya sadar, banyak juga anak laki-laki di kostan yang mencoba mendekati Midori. Namun sepertinya Midori lebih suka kalau kemana-mana bersama saya.
Kedekatan kami semakin intens, saya sering mengajak Midori jalan-jalan, makan bersama, dan nonton bareng. Dan entah kenapa rasa nafsuku seakan belum bergejolak dan menikmati hubungan ini dengan normal. Tanpa kepikiran sex seperti pertama kali aku melihat midori. Saya benar-benar dibuat jatuh hati dengan gadis jepang ini.
-----------------------------------------------
Saya masih ingat dengan jelas, pergelutanku dengan Midori setelah beberapa bulan kami membina hubungan. Midori belum menjadi pacar saya walaupun kedekatan kami layaknya pasangan. Dan saya belum yakin sepenuhnya dengan hubungan ini. Karena Midori pasti akan kembali ke negara asalnya kelak.
Malam minggu seperti biasa, saya dan Midori pergi buat makan bareng di daerah Sumarecon Mall Serpong. Sambil menikmati malam dan dibuai alunan live music membuat suasana makin romantis. Tampak Midori sangat menikmati suasana ini. Dan suasana terpecah ketika Midori mengatakan sesuatu padaku.
"Putra..., apakah aku gadis yang kurang menarik?" Tanya midori kepadaku.
"Hah? Eh..., loh..., kok tiba-tiba Midori bertanya seperti itu?"
"Tidak..., tidak apa-apa" jawab midori sambari tersenyum indah.
Terus terang, malam itu Midori sangat terlihat manis dan cantik sekali. Memang Midori termasuk abg jepang yang cantik. Tapi entah kenapa malam ini dia terlihat sungguh sangat berbeda sekali. Tanpa sadar lenganku merangkul punggung Midori yang mungil. Melingkar di pinggungnya dan Midori sama sekali tidak menolak. Tetap menikmati alunan musik hingga midori berkata.
"Terima kasih..., terima kasih atas semuanya Putra"
Aku tersenyum dan menatap mata Midori lekat lekat.
"Terima kasih kembali..."
Dan reflek aku memberikan ciuman lembut di kepalanya dan di dahi midori. Mendapat perlakuan tersebut wajah Midori sontak Memerah dan mendekapku erat.
Sekembalinya dari Sumarecon, saya dan Midori langsung beristirahat di kamar masing-masing. Selama ini aku sangat bersikap sopan dan tidak memikirkan hal yang aneh-aneh dengan Midori. Sex seakan hal yang tabu dalam beberapa bulan setelah aku mengenalnya. Lamunanku mualai menerwang jauh akan hubungan kami. Aku yakin Midori mencintaiku begitupula aku. Tapi saya tetap belum berani membawa hubungan ini ketingkat yang lebih. Dan tanpa sadar aku tertidur.
Minggu pagi..., saya melakukan kegiatan rutin entah mau minggu pagi atau hari-hari biasa. Yaitu lari pagi. Sedangkan Midori pasti masih terlelap di kamarnya. Timbul niat iseng buat jahil ke Midori dengan membgunkan dia lewat jendela samping kostan. Saya gedor jendelanya dengan agak gaduh...
"Hoooooiii..., bangun tuan putri! Sudah pagi! Banguuuuuunnnn!" Teriak saya dengan sedikit rusuh.
"Putraaaaaaaa! Saya masih mengantuk!"
Terdengar suara rengekan Midori dari dalam kamar...
"Ayolaaah..., sekali kali ikut Saya lari pagi..., jepang pemalas..." candaku setengah mengejek...
"Putraaaaaaaaaaaa bodooh!!" Teriak midori sambil membuka tirai jendela kamarnya dengan wajah kesal.
Sontak saja aku terdiam..., bukan terdiam karena teriakan kesal midori atau pandangan wajahnya yang imut saat marah. Tapi aku tertegun melihat busana yang dipakai Midori. Dia hanya mengenakan celana dalam pink polos dan kaos ketat yang membuat bodinya terlihat sangat indah.
Tak lama kemudian Midori tersadar kalau busananya lumayan terbuka dan panik sambil teriak manja.
"Aaaaaarrggghhhh..., Putra dasar lelaki mesum" sambil menutup kembali tirai jendelanya.
Aku masih terperangah dan terdiam di depan jendela Midori. Kenapa baru sadar kalau gadis yang kusayangi tadi memiliki tubuh yang sangat indah. Jujur selama ini saya tidak pernah berfikir macam2 terhadap midori. Apalagi Midori memang bukan tipekal cewek yg suka memakai pakaian sexy jika di keluar kostan atau jalan denganku.
"Aaaaaaargggghhh..., sudahlah..., mikir apa kamu Putra. Jangan aneh aneh lagi dah..., hentikan kebiasaan lamamu!" Saya berkata dalam hati dan melanjutkan lari pagi saya.
-------------------------------------------
Sepulang saya dari lari pagi, Midori sudah terlihat menunggu di lobi lantai satu dengan muka cemberut yang bagi saya makin terlihat menggemaskan. Saya tersenyum ke Midori. Dan Midori wajahnya nampak memerah.
"Ada apa dengan Tuan Putri saya di pagi hari ini? Wajahnya terlihat Kirei sekali.."sambil mencubit pipi Midori yang lembut gemas.
"Dasar Putra mesum! (Dan mulai gak karuan berbahasa jepang yang aneh)"
Saya hanya bisa tersenyum melihat tingkah Midori. Gadis didepan saya sangat manis kuperhatikan dengan lekat seluruh tubuhnya. Kenapa baru aku sadari sekarang bahwa Midori sangat sempurna. Wajar saja kalau kita sedang berjalan banyak mata memandangngi kami layaknya selebritis.
"Midori, bolehkah saya jujur padamu? Midori sangat sexy. Sangat cantik. Putra sangat suka."saya berkata ke Midori sambil menepuk nepuk dan mengelus kepalanya.
Mendengar hal tersebut wajah Midori makin memerah tak karuan.
"Midori, siang ini kita menonton movie di Teko? Ada film jepang bagus, mau?"
"Eeeee, movie apa? Tentang apa?"tanya Midori.
"Emmmmmm, Black Butler...Kuroshitsuji, Midori suka?"
"Sbastian! Aaaarrrgh..., bagus bagus Midori suka..., Midori mau.."
"Ok, nanti jam 12 harus sudah siap ya, kita makan siang di Teko saja."
Ku lihat Midori menatapku tajam.
"Putra suka ummm jam karet ya...jam karet...tidak waktu tepat..terlambat" ejek Midori.
"Hahahahahahahahahaha..., iya maaf maaf..., Putra berjanji..., i promise."
Kebiasaan orang Indonesia tampaknya memang tidak disukai Midori. Walau kitasatu kostan, Midori tidak mau mendengar alasan apapun jika sudah berjanji mengenai waktu. Janji jalan jam 10 ya harus tepat dan siap jam 10. Dasar orang jepang. Hihihihihi...
----------------------------------------------- to be continue
No comments:
Post a Comment