# Chapter 3
Sontak saja mendapat perlakuan dari Midori yang tiba-tiba mendekapku erat membuatku luluh. Kulepas pelukan midori perkahan, dan tanpa sadar ku berikan ciuman lembut di bibirnya. Perlahan ku berikan pagutan kecil di bibir atas dan bawah midori bergantian. Kudekap perlahan tubuh Midori kulakukan dengan selembut mungkin. Midori mulai bisa mengikuti ritme ciuman yang kuberikan. Semua mengalir dengan sangat natural. Tanpa sadar kami berdua sudah berada di ranjang kamarku. Saling mendekap saling berciuman. Walau semula Midori terasa sangat kaku dalam berciuman namun insting membimbingnya cepat menangkap semua yang sedang terjadi malam itu. Aku mulai terbawa nafsu yang datang bagai badai. Dan aku yakin Midori juga merasakan hal yang sama namun tampak sekali kebingungan dalam gerak tubuh Midori. Tanpa ragu aku pindah kecupan bibirku kearah telinga Midori sembari perlahan jemariku menyusup ke baju piama Midori. Mengusap perlahan perut, pinggang, serta punggungnya. Hal tersebut membuat Midori tambah menggelinjang dan memerah di wajah. Pasti gadis jepang mungilku sekarang sedang dilanda rasa bergairah yang amat sangat. Masih kuteruskan usapan jemariku setiap lekuk tubuhnya namun sengaja belum kuarahkan kepayudaranya serta ke arah bawah. Kecupanku bermain antara bibir, telinga, dan lehernya midori.Perlahan tapi pasti kubuka pengait bra belakangnya, setelah terbuka kuusap punggungnya yang halus dan perlahan ku arahkan ke payudaranya dan kuremas perlahan dengan lembut. Midori langsung mendesah tertahan, menggumam dalam kecupan bibir yang masih kami lakukan. Kuusap buahdadanya yang masih kencang dan ideal dengan tubuhnya. Kuubah posisi dengan midori terlentang dan aku di atasnya. Jemariku masih sibuk membelai payudaranya. Dan bibirku mulai menjalar kesemua area wajah, leher. Kuhentikan usapanku dan mulai membuka kancing piama Midori dan kulepas bersamaan dengan bra miliknya. Aku terdiam melihat tubuh putih bersih milik Midori. Tidak jauh berbeda dengan tubuh milik Sarah. Namun sarah lebih ke arah putih kuning langsat. Aku tatap wajah Midori yang masih terjebak dengan gairah yang tinggi. Kulanjutkan permainan dengan serangan ke arah lehernya dan tanganku meremas payudaranya bergantian dengan lembut. Terasa putingnya yang berwarna merah jambu itu mulai menegang dan mengeras. Kecupanku ku jalankan ke arah tengah dada dan tanpa berlama-lama ku kecupi payudara Midori namun belum kuarahkan ke putingnya.
Baru permainan ingin kutingkatkan tiba-tiba pintu kamarku di ketuk dari luar. Permainan tehenti dengan perasaan kaget.
"Bangke! Siapa yang ketok kamar jam segini!" Makiku dalam hati.
Midori tampak shock dan kaget. Aku menengkan dia dan kusuruh dia memakai piamanya. Aku beranjak dari tempat tidur dan kubuka pintu kamar. Ternyata Ibu yang jaga kostan.
"Maaf dik Putra, bisa kita ngbrol di lobi sebentar?"
------- bersambung
No comments:
Post a Comment