PESTA SEX ( Asmara Liar Panta pangandaran 5 )

Hari ketiga liburan aku habiskan dengan mengunjungibeberapa tempat eksotis yang tersebar di Pangandaran. Green canyon. Batu Hiu,dan yang lain. Sekitar jam dua siang aku sudah kembali ke hotel. Saat itu akusangat ingin berenang di pantai yang jaraknya hanya beberapa meter dari hotel.Kupilih beberapa bikini yang kubawa. Dan ku pilih model bra dan G stringberwarna krem hadiah dari Mas Dani, suamiku, pada hari ultah tahun lalu. Barusaja aku hendak mengenakannya, kudengar pintu kamar diketuk. Aku mengurungkanniat kemudian melilitkan sepotong handuk lalu kubukakan pintu. Ternayata Ed,teman Zack, telah berdiri disana. Ia memakai baju hawaii dan celana pendek. Iatampak tersenyum dan memperhatikan seperti sedang menilai diriku. Kutangkapbinar matanya yang sangat nakal. Ed berbasa basi menanyakan apakah Zack adadikamarku. Kujawab tidak.
“Ooo..... don’t you invite me to come in. Anna ? “ sindirnya setelah aku tidakjuga mempersilahkannya masuk.
“sorry, Ed! Please come in........ “ jawabku spontan menyadari kekurangsopananku.
Edlangsung melangkah ke sofa sementara aku menutup pintu. Dengan sopan kutawarkansegelas brendy. Ia setuju. Pada saat kusodorkan padanya, ia menarik lembuttanganku dan membuatku terduduk tepat disebelahnya. Dengan mudah kutebakniatnya saat itu. Ia ingin meniduriku. Agar tidak dianggap ceweq gampangankucoba berkelit dengan mengatakan jika saat itu aku ingin berenang dipantai.Kemudian Ed dengan sangat meminta aku sejenak menunda untuk memberinyawaktu beberapa menit saja untuk sekedar menemani ngobrol. Melihat keseriusannyaaku merasa sungkan. Kupungut sebatang rokok lalu menyalakanya. Ed menegaksegelas brandy hingga separuhnya. Lalu ia mengeluarkan beberapa batang kecilcoklat dan menawarkan padaku. Tanpa berpikir panjang kuambil sebuah kemudianmelahap salah satu kegemaranku itu. Aku sepintas saja membaca merknya “ Make Happy Love “ dan segera melupakanbegitu saja. Selanjutnya kami memperbincangkan hal hal ringan seputar tempattempat wisata di areal Pangandaran ini. Ed terus memandangiku penuh hasratbirahi tersembunyi. Ia sengaja melingkarkan tangan pada sandaran sofa tepatdibalik punggungku. Sambil ngobrol ia usapkan ujung jarinya pada pundakku.Mulai nakal. Setelah beberapa menit berselang secara perlahan aku merasakanterjadinya suatu perubahan dalam dirku. Suhu tubuhku terasa naik serta semakincepat degup jantungku. Kulit pipiku terasa menebal seperti sedang jengah.Berangsur angsur libidoku merayap naik. Diseputar kemaluanku muncul rasa gatalyang sangat. Gatal birahi yang menuntut dibelai lelaki. Aku mendadak inginbersetubuh!.
Edterlihat senyam senyum menangkap gelagat aku sedang berjuang menahan gairah.Heran aku merasa semakin lama semakin tinggi hasratku bercinta dan semakintidak tertahankan. Bahkan setiap gesekan lembut membuat sensasi kenikmatantiada tara. Wah pasti aku telah dikerjai. Sebatang coklat itu pasti sumbernya. Edmendekapku. Ia menyentuhkan bibir pada sekitar telingaku.
“mmmmmmmhhhh.................. ......... “ aku mendesah saat merasakan seluruhpermukaan kulitku merinding.
Edmenciumi wajahku. Aku hanya bisa pasrah dalam rengkuhan tangan yang besar itu.Terdengar napasnya yang memburu dan terasa hangat menerpa wajahku. Akumenggeser sedikit muka menyambut bibir Ed yang menyerbu dengan membabibuta.Bibir kami berpadu lalu saling melumat. Aku semakin terengah engah menahantuntutan biologisku. Lidah Ed mencecar bibirku dan ketika kurenggangkan sedikitsaja lidah itu langsung menerobos masuk. Menggelitik lidahku mengajak bermainmain.
“hhhhhhhh............ mmmm! “ desahku kembali ketika tangan Ed ditempelkan padabuah dadaku sebelah kanan lalu meremas remas dengan lembut.
Kuselipkansebelah tangan diselakangannya. Batang kemaluannya sudah menegang dan sangatmenonjol dari balik celananya. Kuremasi dengan mesra membuatnya semakinmenonjol. Ed mengais ujung handuk yang kusematkan pada belitan melingkardidadaku sebagai pengait agar tidak melorot kebawah. Dengan gampang ia lepaskan ujuing handuksehingga handuk itu langsung melorot kebawah.
“ Ilove your beautifull breast, Anna........ very pretty! “ gumamnya sepontanketika mendapati kedua buahdadaku yang menggelayut genit tepat didepan matanya.
MulutEd mencium gundukan bola daging yang membusung itu dengan agresif ia jilati danmenghisapinya.
Kurasakansebelah tangan Ed menggerayangi pangkal pahaku dan membelai belai dengan mesrarambut lebat yang tumbuh disana. Kubuka kedua pahaku secara perlahan..........Tangan Ed merayap menuruni gundukan daging yang melengkung yang dkitari bululebat. 
“Sssssshhh................ uuuuhhhh! “ rintihku saat merasakan sentuhan lembutjari Ed pada celah yang membelah gundukan tembem itu. 
Jarinyaseperti sedang berenang renang pada genangan lendir yang terus keluar tanpabisa kutahan. Ed mengusap usap tonjolan sebesar biji polong yang bertenggertepay diatas mulut luabang. Telah mengeras dan semakin mengeras dipermainkanEd. 
Edmenghiap dan menggigit lembut putingku. Aku menggeliat dan secara refleksmeremas otot diselakangannya. Lelaki bule itu melenguh nikmat. 
Edmenggeser badan. Ia bersimpuh didepanku dengan bertopang pada kedua lututnya. Iapindah mulutnya dari buahdadaku yang montok lalu bergerak menuruni perut danterus semakin kebawah. IA mengendus enduskan ujung hidungnya pada bulu bulukemaluanku. Aku sedikit geli dan tanpa sadar kubuka kedua pahaku selebarnya.
“Wowww! Veryyy nice pussyyy! Red wet and hotttt! “ celetuknya sepontan.
Edmebenamkan muka diantara pahaku yang puyih mulus lalu menempelkan bibirnya padasebongkah daging tebal berwarna kemerahan terlihat basah dan sangat beraroma.
Akumenggelinjang sambil meremas kepala Ed yang mulai menjulurkan lidahnya mencecartojolan kelentitku. Lidah itu begitu liancah menari diatas permukaan bukit yanglembab dan licin memberiku kejutan kenikmatan tiada tara. Sementara itu Edmenusukkan jari tengah ke lubang sempit milikku. Ia menjelajah kedalam mencaricari bulatan berisi cairan birahi yang menonjol sedalam kira kira lima centidari celah liang. Ed menjilat dan sekaligus menusuk nusukkan jarinya. Akumengerang erang dan dengan kuat menekan nekan kepala Ed lebih erat menempelselakanganku.
“Yessssss!................. Yessssss!............. give me moreee........haaaardddd! “ pintaku.
Kemudian..............
“Oooooohhhhh! Yeeeeaaahhhhhh! I’am..... coooooommminggggg! “ seruku histeris.
Terasaada ledakan dahsyat dilubang senggamaku disertai muntahan getah kental danhangat. Aku mengejang dalam puncak ketegangan tertinggi.
Akuturun dari sofa jongkok didepannya. Kutarik lepas celananya dan mengeluarkansebarang otot tegang yang dipenuhi itrat urat yang menonjol. Pupil matakulangsung membesar dan tak kuasa aku berdecak takjub. Kusambar kemaluan [erkasayang tegang mendongak itu lalu menjilatinya dengan sangat rakus. Sesekalikupijit pijit dan megocok dengan lembut. Ed mengeliat ketika kucoba masukkankedlam mulutku yang sempit. Meskipun terasa sedikit sulit namun aku tetapmengulumnya. Ed belum juga menunjukkan akan segera ejakulasi padahal aku sudahkepayahan sehingga aku nekad berdiri lalu menaiki pahanya. Aku masihmenggenggam kemaluannya dan mengarahkannya keatas. Kupaskan liang vaginakutepat diatas ujung penisnya kemudian kuturunkan bokongku. 
“Uuuuughhhhsss................ .....! “ jeritku ketika batang zakar sebesarterong itu perlahan menerobos masuk.
Kuremaspundak Ed dengan kedua tanganku sambil terus berusaha menelan seluruhkemaluannnya........
“Blesssshhhhhhh! “
“Aaaagggghhhhhh!.............. ......Uuuuhhhh! “ erangku.
Kuciumidengan penuh nafsu bibir Ed sambil menunggu lubangku beradaptasi. Ed membalasdengan ciuman dan remasan tangannya pada buahdadaku. Aku mulai mengoyang majumundur dalam irama yang tetap. Ed menggantikan tangannya dengan mullut. Iaciumi gindukan payudaraku dan sesekali mengulum putingsusuku. Dengan cepatsinyal sinyal kenikmatan muncul dan berkumpul disekitar alat kelaminku. Laluperlahan berubah menjadi gelombang energi yang kuat menggedor gedor dindingvaginaku. Kupercepat tempo ayunan pinggulku disertai hentakan hentakan keras.Aku menjadi semakin liar dan lepas kendali. Meronta kesana sini sambil terussaja menggilas.
“Aaaaaaaa................... cccghhhhhhhhhhhhhhhhhhh! “ pekikku panjang sambilmemeluk erat erat bahu Ed.
“Cruuuuttttt! ‘ terjadi muntahan lendir dari dasar lubang senggamaku. Aku dapatorgasme lagi. 
Kembalikuajak Ed berpagutan bibir dengan buas sembari menanti momen yang tepat untukmengulangi persetubuhan sehebat tadi. Mendadak tyerdengar pintu diketok. Kontanmenghentikan aksi kami.
“Huhhh! Sialannnn ! “ gerutuku sambil beranjak memisahkan diri dari Ed.
Tanapdikomando, Ed langsung menyambar handuk yang tadi kupakai lalu melilitkansebatas pinggannya kemudian ia melangkah menuju pintu. Sementara itu akuberalih ke ranjang dan menutup tubuhtelanjangku dengan selimut kain tipis. Betapa gusarnya aku saat itu permainanbirahi kami menjadi tertunda. Padahal aku masih belum terpuaskan sepenuhnya dan sangat ingin mengulangipersetubuhan kami.
Zackmuncul menggandeng seorang wanita cantik berkulit kuning dan bermata sipit.Kedua nya terlihat sedang mengulum senyuman. Ia memakai kaus ketat tanpa lenganberbahan cukup tipis sehingga dengan jelas tergambar tonjolan sepasangpayudaranya yang lumayan besar berikut putingnya. Masih tampak merangsangmeskipun sudah sedikit kendor. Aku pernah melihat perempuan itu, tapi tidakingat dimana. Keduanya menghampiri diriku. 
“kenalakan ini Voni, Anna! “ ucap Ed.
Kamisaling mengulurkan tangan sambil menyebutkan nama masing masing. Ed lalu dudukdi sebelah kiriku di tepi rajang sedang Voni memilih duduk di sebelah kananku.Aku terapit ditengah. 
“Kamu benar benar sangat cantik, Anna.......... pantas Wei, suamiku, begituterobsesi! “ puji Voni yang membuatku terperangah.
Jadiini istri Boss Wei???!!! Pantas tidak asing bagiku. Aku hanya menjawab dengansebuah senyuman hangat. 
“ Ayokita teruskan permainan kita yang tertundaaa.......... ! “ ucap Ed dan langsungmenempelkan bibirnya.
Akuberusaha mengelak namun tangan Ed yang kekar menahan daguku sehingga aku tidakmampu berkelit. Kubiarkan Ed menciumi wajahku dengan membabi buta toh aku jugamasih ingin bercinta dengannya. Kulingkarkan tanan keleher Ed sambil membalasdengan pagutan yang tak kalah ganas.Ditengah keasyikan kami mendadak kain penutup tubuhku disingkap sebuah tangan.
“memang molek bangettt! “ seru Voni.
Vonimenciumi telingaku dan..... tangannya meraba raba buah dadaku. Aku inginmenoleh untuk menegurnya namun tangan Ed terlalu kuat menahan daguku. Sehinggaaku hanya bisa membiarkan. Voni memindahkan mulutnya dari telingaku menujugundukan buahdadaku. Ia mempermainkan dengan mulut dan tangannya. Ed kembalimenyusupkan tangan di selakanganku. Ia gunakan jarinya untuk menggelitikilubang kelaminku. Lubang itu kembali basah kuyub.
Vonimelepas diriku beberapa menit lalu ia kembali mempermainkan payudaraku dengantangan dan mulutnya seperti tadi. Aku sudah nyaris menggapai klimaks ketika Edtiba tiba melepaskan diri. Aku memandainya dengan gusar dan tatapan tidakmengerti. Ed hanya mengangguk dan mengerdipkan mata. Aku berusaha melepaskandiri dari Voni, namun di tahan tangan Ed.
“Maaf, Cik Voniii, aku tidak biasa bercinta dengan sesama jenis! “ ujarku dengantegas.
Wanitacantik paruh baya itu malah tersenyum dan terus meraba payudaraku. Ku dekapkantangan ke dada.
“Ayolah Annaaa...... engkau akan menikmatinya..... “ balasnya dengan lembutsambil membuka dekapan tanganku.
Vonisemakin merapat. Wajah kami hampir bersentuhan. Dan tiba tiba ia menciumbibirku. Aku ingin mengelak namun tertahan tangan Voni yang menggapit daguku.Bibirnya yang di cat merah darah terasa panas, sepanas hembusan napasnya yangmenerpa wajahku. Aku jadi merinding saat mengakui nikmat juga cumbuannya.Wanita cantik itu terus membimbingku dengan ciuman ciuman memabukkannya sampaiaku secara perlahan merasa nyaman dan mulai membalas ciumannya. Dengan penuhnafsu akhirnya kami saling memagut dan mempermainkan lidah kami yang terjulurjulur. Tangan kami saling meremas payudara satu dengan yang lain membuatnyasemkin membusung. Payudaranya berukuran besar sebesar buah melon namun sedikitkendor karena kurang dirawat. Namun masih merangsang dan terasa kenyal untukdiremas remas.
Edmeninggalkan kami berdua yang tengah bergumul diranjang. Ed memilih dudukdiranjang sambil merekam dengan mini handycamnya. Hah! Sialan ini pasti sudahdiatur sedemikian rupa...... 
Vonimemindahkan tangannya ke selakanganku dan mulutnya ke buahdadaku. Ia menlumatbuahdadaku sambil menggerayangi kemaluanku. Ooh! Ternyata jauh lebih nikmatdari cumbuan lelaki. Aku semakin menikmati bahkan mulai berani meminta lebih.Kudongakkan kepala dengan mata terpejam sambil mengerang erang ketika dua jariVoni digerakkan keluar masuk dengan sangat cepat. Jari jarinya dengan efektifmenggesek gesek tonjolan g spot. Kupeluk kepalanya menekannya lebih rapat padabuahdadaku sedang tanganku yang lain meremas sprei sekuatnya. Sekonyong konyongaku merasa kebelet pipis. Semakin lama semakin hebat dorongannya sementara jariVoni semakin kuat dan cepat menghajar g spot. Tubuhku mengejang dan terasaterjadi rembesan air dari dalam lubang memekku. Semakin tegang sampai padapuncaknya aku menjerit disertai muncratnya cairan bening dalam jumlah yangsangat banyak. Vaoni terus menghajarku. Ku geleng gelengkan kepala kesana sini sambilmenjerit jerit. Dan berulangkali aku menyemburkan cairan bening itu sampaibadanku terasa lemas sekali. 
Kudorong tubuhVoni dengan perlahan sampai ia terbaring kemudian kucumbui perutnya yang jugasudah kendor dan semakin kebawah kearah pusat kenikmatannya. Wooow! Bukitvenusnya tebal dan sekal tampak licintanpa bulu. Sangat indah dan merangsang.banget. Voni mengerang ketika jari jariku merenggangkan labia mayoranya. Terlihat basah dan berlendir. Lalu kukaiskais celah memanjang yang membelah bukit tembem itu membuat wanita cantik itusemakin sering merintih. Celah itu semakin becek. 
“Aaahh.. sshh..mmhh..” desahnya ketika kuusap usap kelentitnya yang sudah sangat menonjol. 
“Jilatin say.......... Ooohhh..” pintanya sedikit memaksa. 
Kulumat klitorisyang tegang mencuat itu. Lalu menghisapnya kuat kuat. Voni menggelinjanggelinjang keenakan dan mercercau yang tak jelas maknanya. Ia meremas remassendiri kedua payudaranya menambah kenikmatan yang kuberikan. Kutusuk tusukkanujung lidah pada lubang kawinnya. Kugelitik bulatan g spot yang menyerupai bolakecil dari kulit dan terasa kasar. Voni mengerang menahan lava kenikmatan yangmenggedor-gedor ingin keluar. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudahmembasahi sekujur tubuhnya.Kemudian Voni menjerit sekerasnya melepas orgasmepertamanya.
Voni menindihku hingga tubuh dan payudara kamisaling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar. Vagina kami saling bergesekan hingga menimbulkanrasa hangat di masing masing vagina kami. Setelah kira kira sepuluh menit kami saling berpagutan Voni menggantiposisi berbalikan arah denganku. Mukanay dibenamkan dipangkal pahaku sedangpangkal pahanya di arahkan tepat diatas mukaku. Posisi 69. Voni menruakkan rumput rumput liar di seputarbukit vaginaku kemudian mulai menjilatinya kembali. Aku terpancing juga untukmencumbu liang kemaluannya yang ada epat diatas mulutku. Kujilat serta kuisapklirotisnya yang menyembul sebesar kacang. 
“Aaacchh................mmmmmm ” desah Voni.
“Uuuuuhgggg..................h mmmmmmm! “ desahku
Kami salingmembagi kenikmatan sesama jenis. Saling menjilat menghisap dan menusuk nusukkanjari. Semakin besar kenikmatan yang kami peroleh semakin besar kenikmatan yangkai bagikan. Dua kali Voni orgasme sementara aku baru sekali. Tanpa kusadarikehadirannya, Ed tiba tiba sudah berada diranjang. Ia memasukkan batangkemaluannya pada lubang senggamaku.
“ Blessshhhhh! “
“ Aaaaachhhhhh! “pekikku
Kemudian Edmemberondong dengan rudalnya dalam irama yang sangat cepat sementara lidah Voniterus mennggelitik kelentitku. Aku kelonjotan diserbu didua titik terpeka itu.Sering kulepas vagina Voni hanya untuk mengerang dan menggeleng gelengkankepala. Dan tak lama aku menjerit ketika menyentuh puncak gairahku tertinggidisertai muncratnya lendir dalam jumlah yang banyak. Ed mencabut kemaluannyamemberi kesempatan Voni menghisapi lendirku yang meleleh leleh. Kembalikusambar memek Voni dan membuatnya orgasme lagi.
“ Ed.... pleasefuck meee........ againnnnn! “ pintaku memaksa.
Namun sebelum Edberhasil menancapkan kembali rudalnya, terdengar pintu diketuk......
“ Huh! sialanmengganggu saja........ ! “ makiku dalam hati.
Ed meninggalkankami. Ia muncul dengan seorang pemuda Papua berkulit hitam legam. Aku kaget danberusaha bangkit namun Voni tidak mau melepaskanku. Sehingga aku tetap beradadibawah tindihannya. Ed membawa pemuda itu mendekat kearahku danmemperkenalkannya.
“ Edo! “ ujarnya
“ Anna! “ balasku
Kujulurkan tangansebisaku menyambut tangnnya yang lebih dahulu dijulurkan.
“ Sudah! Cepatbuka pakaianmu, Edoooo! “ seru Voni tidak sabaran.
Lelaki itu dengantersenyum segera melepaskan seluruh pakaiannya. Kulihat batang kemaluannya yangbesar dan panjang berwarna hitam sudah sangat tegang dan mencuat di selakangannya.Aku sampai meremang saat melihatnya. Voni kembali berteriak minta Edo segeramenancapkan kemaluannya. Kulihat batang hitam itu disodokkan keliang Voni yangsempit. Voni menjerit!. Lalu kulihat benda itu digerakkan kelaur masuk.Terlihat sangat merangsang. Kujulurkan lidah menggelitik kembali kelentit Vonidan sesekali menjilati batang Edo. 
Sementara itu Edkembali menyetubuhiku. Aku dan Voni yang masih berposisi 69 hanya bisa mendesahdesah keenakan diserbu kemaluan seukuran itu. Getah kepuasan Voni yang berwarnaputih kental meleleh leleh dari celah vaginanya dan jatuh pada dagu danleherku. Aku juga merasa vaginaku yang tiada henti dilumat penis Ed, terusmenyemburkan cairan kepuasan.
Kami merubahposisi lagi. Aku dan Voni terbaring berdampingan diatas kasur. Edo gantianmenikmati liang syurgawiku sedang Ed gantian menicipi lubang Voni. Keduanyadengan semangat tinggi menghajar kami berdua. Aku dan Voni sedikit memiringkanbadan agar dapat berciuman dan saling meremas payudara. Pemandangan itu rupanyasangat merangsang kedua lelaki itu. Keduanya semakin kesetanan menggenjotvagina kami. Berkali kali aku dan Voni menjerit jerit memperoleh orgasme. Keringatbenar benar seperti menguyur tubuh telanjang kami berempat sekalipun pendinganundiruangan ini telah distel maksimum. Kedua lelaki itu mencabut kemaluannya.Keduanya sperti sedang membicarakan sesuatu dengan bahasa isyarat. Tidak jelasnamun pasti menyangkut kami berdua. Edo menggerak gerakkan dagunya kearahkuseakan sedang menjawab “ punya Anna lebih nikmat! “.
Aku mengambil posisimerangkak ditepi ranjang sementara Zack menyetubuhiku dari belakang. DidepankuEdo terbaring terlentang menyodorkan kemaluannya yang masih tegak berdirisementara mulutnya melumat vagina Voni dari bawah. Memang beda bentuk kemaluanlelaki berkulit gelap lebih banyak tonjolan uratnya sehingga semakin tampakgarang dan menimbulkan sensasi kenimatan yang lebih besar saat di jejalkan dilubang kawin. Setelah aku dan Vonimemperoleh beberapa kali klimaks, kedua lelaki itu berganti posisi. Edo yangsekarang menjejali vaginaku. Aku benar benar merasa sangat capai. Entah berapabelas kali aku orgasme. Lalu aku melepaskan diri dari mereka dan duduk diatassofa. Kutonton aksi mereka sambil merokok dan menghabiskan isi gelasku. 
Zack ejakulasiterlebih dahulu dalam kuluman mulut Voni. Selang beberapa menit Edo menyusulnya.
Coninued...................... ..........

No comments:

Post a Comment